Greg Abbott, Dicap Sebagai Gubernur Terbodoh Usai Membagikan Informasi Palsu
Menjadi pusat perhatian yang penuh kontroversi dalam pandemi COVID-19, Gubernur Texas, Greg Abbott yang dicap sebagai gubernur terbodoh, menciptakan sorotan dengan berbagai peristiwa kontroversialnya.
Salah satu momen yang menarik perhatian adalah ketika ia secara aktif membagikan artikel palsu melalui akun Twitter pribadinya, menyebarkan klaim bahwa satu dari empat individu yang memasuki Amerika melalui perbatasan selatan merupakan pembawa COVID-19. Dengan judul yang provokatif, “Biden’s Open Border Policies Help Spread COVID,” artikel tersebut menjadi sumber ketidakpercayaan dan kritik yang meluas terhadap Abbott.
Tidak hanya berpotensi menyesatkan, artikel tersebut juga menciptakan gelombang kritik karena sumber informasinya yang meragukan. Pernyataan tersebut secara tidak sejalan dengan temuan mayoritas ahli kesehatan dan hasil penelitian ilmiah, yang menunjukkan bahwa penyebaran virus tidak terbatas pada satu kelompok demografis atau wilayah geografis tertentu.
Respon maupun reaksi terhadap penyebaran artikel palsu ini tidak hanya datang dari kelompok politik yang berseberangan, melainkan juga dari pihak-pihak yang menegaskan pentingnya integritas dan kehati-hatian dalam menyebarkan informasi, terutama ketika itu berasal dari seorang pemimpin negara bagian. Kejadian ini memunculkan pertanyaan yang mendalam tentang tanggung jawab seorang gubernur dalam memverifikasi kebenaran informasi sebelum membagikannya, terutama di era informasi digital yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
Tak hanya itu, Gubernur Abbott turut memicu perdebatan dengan kebijakan pembatasan suara di Texas. Keputusannya untuk menegakkan undang-undang yang memberlakukan pembatasan tertentu terhadap hak pilih, seperti membatasi lokasi kotak suara drop-off dan mengurangi akses ke pemungutan suara awal, mencetuskan protes dari kelompok hak sipil dan sejumlah pemimpin politik.
Meskipun Abbott dan para pendukungnya berargumentasi bahwa langkah-langkah tersebut diperlukan untuk mencegah penipuan pemilih, kritikus mengatakan bahwa undang-undang tersebut dapat merugikan kelompok-kelompok yang memiliki akses terbatas ke pemungutan suara. Kontroversi ini menambahkan lapisan baru ketidaksetujuan dan kritik terhadap Gubernur Abbott.
Saat berhadapan dengan kritik terkait penyebaran informasi palsu, Gubernur Abbott jarang sekali memberikan permintaan maaf atau koreksi terbuka. Sikap ini tidak hanya menimbulkan ketegangan tambahan di antara pendukung dan kritikusnya, tetapi juga menimbulkan pertanyaan serius tentang komitmen dan transparansi pemerintahan.
Greg Abbott selaku gubernur Texas yang menjadi sasaran kontroversi dan diberi gelar Gubernur Terbodoh di Texas, mendapat sorotan setelah ia secara tidak sengaja membagikan artikel palsu tentang negaranya sendiri. Sebuah situs satir bernama Dunning-Kruger-Times memperolok Abbott karena terjebak dalam membagikan artikel palsu mengenai penyanyi country, Garth Brooks, yang diklaim dicemooh dari panggung karena dukungannya terhadap Bud Light.
Christopher Blair, pemilik situs satir Dunning-Kruger-Times, menegaskan bahwa Abbott layak mendapatkan gelar “orang paling bodoh di negara ini.” Blair menyoroti ketidaktepatan gubernur tersebut dalam menanggapi artikel palsu tersebut, yang menggambarkan suatu acara yang ternyata tidak pernah ada, seperti Jambore Negara Texas ke-123 di kota Hambriston, yang ternyata hanyalah fiksi semata.